This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Minggu, 14 April 2013
Senin, 08 April 2013
Tips Belajar Matematika
Senin, April 08, 2013
No comments
Belajar Matematika terkadang menjadi yang menakutkan bagi sebagian anak.
Tidak hanya yang duduk di bangku SD, namun semua tingkat mulai dari SD hingga SMA. Kesulitan belajar ini disebabkan ketakutan siswa itu sendiri terhadap matematika. Yang disebabkan oleh banyak faktor. Bisa karena faktor eksternal maupun internal.Penyebab Anak Sulit Belajar
Penyebab anak kesulitan dalam memahami matematika ini disebabkan oleh banyak faktor baik faktor internal maupun ekternal. Faktor internal seperti minat anak pada pelajaran yang lain bukan pada matematika, motivasi yang kurang serta kurangnya memahami arti penting belajar matematika. Sedangkan dari faktor eksternal seperti kurang tepatnya metode pembelajaran yang digunakan, guru kurang memberi motivasi pada murid. Selain itu kurangnya adanya penyadaran pada siswa bahwa mempelajari matematika itu adalah suatu hal yang penting.
Agar Belajar Matematika Menjadi Hal Menyenangkan
Dalam mempelajari matematika yang dibutuhkan adalahkenyamanan dari para siswa saat belajar. siswa merasa senang untuk belajar sehingga dengan mudah ia akan menyerap informasi serta memahami pelajaran matematika yang disampaikan oleh guru. Hal penting yang perlu dipahami oleh para pendidik bahwa untuk mengajari matematika pada anak adalah dengan cara yang menyenangkan, asyik serta anak merasa betah untuk belajar karena ia tidak merasa terbebani untuk belajar melainkan ia merasa bahwa sedang bermain. Ada sebuah metode Belajar Matematika unik yang ditemukan oleh Yohanes. Metode ini merupakan sebuah metode belajar yang menyenangkan, gampang dan asyik untuk anak. Siapapun yang mempelajari matematika dengan metode ini tidak akan merasa kesulitan sehingga belajar terasa menyenangkan. Metode pengajaran ini tidak hanya memahamkan bagaimana cara untuk melakukan operasi sederhana seperti penjumlahan, pengurangan, pembagian maupun pengurangan namun juga bagaimana konsep dasar matematika, geometri serta arti bilangan itu sendiri. Metode ini dilengkapi dengan buku-buku serta alat untuk peraga. Sehingga belajar matematika akan menjadi mudah dan menyenangkan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka anak harus diajari secara turin dan intensif. Biasanya anak diari matematika dengan metode ini selama dua jam setiap harinya.
Semoga bermanfaat !
Kamis, 08 November 2012
SEJARAH MATEMATIKA UMAT ISLAM
SEJARAH MATEMATIKA UMAT ISLAM
Ajaran Islam
mulai bersemi di wilayah Maghrib - Afrika Utara - pada tahun 642 M. Setelah
melalui berbagai ekspedisi penaklukan, seluruh wilayah Maghrib yang meliputi
Aljazair, Mesir, Libya, Maroko, Sudan, Tunisia akhirnya berhasil dikuasai Islam
pada awal abad ke-8 M. Sejak itulah, di wilayah Maghrib mulai menggeliat
aktivitas intelektualitas, salah satunya adalah studi matematika.
Geliat studi matematika yang berkembang di era
keemasan Islam di Afrika Utara ternyata hingga kini masih
berlangsung. matematika menjadi salah satu ilmu yang digemari
masyarakat Afrika Utara. Saat ini, tercatat terdapat 2.000
doktor matematika yang tersebar di Afrika Utara. Sedangkan di Selatan
Sahara terdapat 1.000 matematikus bergelar doktor.
Ali Mostafa Mosharafa tercatat sebagai matematikus Maghrib
pertama yang meraih gelar doktor dari University of London pada tahun 1923.
Sebagai perbandingan, Indonesia hingga kini hanya memiliki 100
dokter matematika. Jumlah doktor matematika itu dihitung mulai
dari Dr Sam Ratulangi. Begitu banyaknya doktor matematika yang
terdapat di benua 'hitam' itu menunjukkan betapa masih kuatnya pengaruh geliat
studi di era keemasan Islam.
Lalu bagaimanakah studi matematika berkembang pesat
di daratan yang dulu termasyhur dengan sebutan Maghrib itu? Prof Ahmed Djebbar
seorang guru besar pada University of Sciences and Technologies Lille I di
Lille, Prancis dalam tulisannya berjudul Mathematics in the Medieval Maghrib
membagi perkembangan matematika di era kejayaan Islam di Afrika
Utara ke dalam empat periode.
Periode pertama adalah masa kelahiran
dan perkembangan pertama matematika di Maghrib yang
berlangsung dari abad ke-9 M hingga 11 M. Periode kedua
adalah perkembangan matematika pada erat kekuasaan Kerajaan
Almohad yang berlangsung dari abad ke-12 M hingga 13 M. Periode ketiga adalah
masa lahirnya teori-teori baru matematika di Maghrib pada abad ke-14
M hingga 15 M. Sedangkan, periode keempat
adalah perkembangan matematika di Afrika Utara setelah abad
ke-15 M.
Menurut Prof Djebbar, lahir dan berkembangnya
studi matematika di wilayah Maghrib sangat
dipengaruhi perkembangan keilmuan di Andalusia. ''Secara ekonomi,
politik dan budaya Spanyol Muslim dan Maghrib pada abad pertengahan memiliki
keterikatan dan kedekatan,'' papar ilmuwan yang berkiprah di Laboratoire Paul
Painlev, Prancis itu. Terlebih, Muslim Spanyol dan Maghrib memiliki keterkaitan
tradisi keilmuan.
Meski secara sosial dan budaya Spanyol Muslim dan Maghrib berbeda, namun keduanya direkatkan oleh akidah yang mereka anut yakni Islam. Sejarawan abad ke-11, Said Al-Andalus, memaparkan pada awal Islam masuk ke Spanyol, penduduk negeri itu sama sekali tak tertarik pada sebuah ilmu. Minat masyarakat Spanyol Muslim terhadap keilmuwan mulai tumbuh ketika Dinasti Umayyah berdiri secara independen di negeri Matador itu.
Perkembangan dan ghirah (semangat) keilmuwan di Spanyol
Muslim itu perlahan namun pasti lalu merambat ke wilayah Maghrib.
Studi matematika mulai digandrungi masyarakat Muslim di Afrika Utara
sejak abad ke-9 M. Pusat studi matematika pertama terdapat di
Ifriqiyan atau lebih tepatnya lagi di Kairouan. Pada era itu geliat
studi matematika memang masih terbatas di wilayah itu.
Meski masih terbatas, di Maghrib telah muncul matematikus
terkemuka seperti Yahya Al-Kharraz dan muridnya Yahya Al-Kanuni (829 M - 901
M). Yahya tercatat sebagai orang Maghrib yang pertama kali menulis buku
berjudul Hisba - membahas tentang aturan transaksi perdagangan di pasar. Pada
era itu, Maghrib juga memiliki seorang matematikus kondang bernama Shuqrun Ibn
Ali - ahli berhitung dan falak dalam ilmu waris.
Buku matematika yang ditulis Shuqrun terbilang
fenomenal. Sejarawan Ibnu Khair mengungkapkan buku karya Shuqrun masih tetap
dijadikan referensi pengajaran pada abad ke-12 M di sekolah-sekolah yang
tersebar di kota Bougie - metropolis ilmu pengetahuan Maghrib Tengah. Sedangkan
pada abad ke-9 M, matematikus yang terekam dalam sejarah hanya satu
orang, yakni Abu Sahl al-Qayrawani.
Abu Sahl tergolong matematikus perintis di Maghrib. Dia
berhasil menulis sebuah kitab yang bertajuk Kita-b fi `l-hisab al-hindi (Buku
berhitung India). Di era kekuasaan Dinasti Aghlabid (800 M - 910 M), Kairouan
memainkan peranan penting dalam perkembangan matematika. Sejumlah
ilmuwan dari Timur hingga Ifriqiya berdatangan ke kota itu untuk mengembangkan
aritmatika dan geometri.
Sepanjang abad ke-9 M hingga 11 M, wilayah Maghrib telah
menjadi metropolis ilmu pengetahuan. Di era itu, perdagangan buku berkembang
pesat, pembiayaan proyek perbanyakan manuskrip mulai semarak, para ilmuwan
mulai menadapatkan gaji yang tinggi dan sekolah-sekolah mulai dibangun. Hal itu
merupakan salah satu pengaruh eratnya hubungan Kekhalifahan Abbasiyah di
Baghdad dengan Dinasti Aghlabid.
Dinasti Aghlabid ternyata meniru kebijakan Kekhalifahan
Abbasiyah dalam bidang ilmu pengetahuan. Di wilayah Maghrib pun ternyata di
buat lembaga ilmu pengetahuan yang juga diberi nama Bait Al-Hikmahyang
didirikan Sultan Ibrahim II (875 M - 902 M). Bait Al-Hikmah di Baghdad berdiri
lebih awal yakni ketika Khalifah Harun Ar-Rasyid (786 M - 809 M) memimpin
Dinasti Abbasiyah. Sejak itulah, studi matematika berkembang di
wilayah Maghrib.
Memasuki abad ke-10 M, geliat studi matematika di
Maghrib kurang terekam dalam sejarah. Saat itu, tercatat beberapa
matematikus seperti Al-Utaq Al-Ifriqi (wafat 955 M), Ya`qu-b Ibnu Killis (wafat
990 M) dan Al-Huwa-ri- (wafat 1023 M).sejarah kembali merekam secara baik
aktivitas matematika di Maghrib pada abad ke-11 M. Ada sederet nama
matematikus yang muncul pada era itu.
Ibn Abi ar-Rijal (wafat 1034-35 M) tercatat sebagai salah
seorang matematikus pada abad itu. Selain itu, juga ada Abu As-Salt (wafat 1134
M). Matematikus lainnya yang mengembangkan matematika di Maghrib
adalah `Abd al-Mun`im al-Kindi- (wafat 1043-44 M), Ibnu `Atiya al-Katib (wafat
1016 M). Mereka adalah matematikus yang mengembangkan geometri dan Aritmatika.
Begitulah studimatematika berkembang dengan pesat di wilayah Maghrib alias
Afrika Utara.
Dari Maghrib untuk matematika
Al-Qurashi
Nama lengkapnya Abu Al-Qasim Al-Qurashi. Dia adalah matematikus
kelahiran Seville, Spanyol. Namun, dia mengabdikan separuh hidupnya di Bougie,
Afrika Utara sebagai seorang matematikus. Di abad ke-12 - era keemasan Islam di
wilayah Maghrib Al-Qurashi terkenal sebagai matematikus yang ahli di bidang
Aljabar dan juga pakar ilmu waris.
Jejak hidupnya tak banyak diketahui. Yang jelas, Al-Qurashi
meninggal di Bougie pada tahun 1184 M. Meski begitu, kontribusinya dalam
pengembangan Aljabar tertoreh dalam tinta
emas sejarah perkembangan matematika di Afrika Utara. Salah
satu pemikirannya yang paling terkenal adalah komentarnya atas buku yang
ditulis matematikus Mesir terkemuka abad ke-10 M, Abu Kamil.
Buah pikir Al-Qurashi dalam Aljabar sangat berpengaruh pada
sejumlah matematikus di abad berikutnya, seperti Ibnu Zakariya (wafat 1404 M).
Pemikiran Al-Qurashi juga turut mempengaruhi matematikus Ibn al-Banna- (wafat
1321 M) untuk menulis Kitab al-'us ul wa-`l-muqaddimat fi-`l-jabrI [Buku
dasar-dasar dan persiapan dalam Aljabar).
Al-Hassar
Shaykh Al-Jama'a ( Pemimpin Masyarakat). Itulah julukan yang
diberikan masyarakat Muslim Afrika di era kejayaan kepada matematikus bernama
Al-Hassar. Riwayat hidupnya memang tak terekam dalam sejarah. Yang jelas,
dia adalah seorang ahli matematika yang mengabdikan dirinya di kota
Sebta, Maghrib. Jejak hidupnya hanya terekam dalam dua kitab yang masih tersisa
hingga kini.
Pertama kali dia menulis kitab bertajuk Kitab al-bayan
wat-tadhkar. Kitab itu merupakan semacam buku pegangan tentang penjumlahan
angka-angka, operasi aritmatika terkait bilangan dan pecahan. Buku ini begitu
fenomenal, sehingga menempati peranan yang sangat penting
dalam sejarahmatematika di Afrika Utara.
Buku matematika kedua yang ditulis Al-Hassar berjudul Al-Kita-b
al-kamil fi sina `at al-`adad (Buku lengkap tentang seni ilmu berhitung). Buku
ini adalah pengembangan dari kitab pertama yang telah ditulisnya. Seperti
halnya Al-Qurashi, buah pikir Al-Hassar juga begitu berpengaruh terhadap
matematikus lainnya di abad-abad berikutnya.
Ibnu Al-Yasamin
Setelah menimba ilmu matematika di Seville,
Spanyol, Ibnu Al-Yasamin mengembangkan pengetahuannya di Maghrib. Matematikus
terkemuka di Afrika Utara pada abad ke-12 M itu juga sempat mengambil studi di
Marrakech alias Maroko - ibu kota Kerajaan Al-Mohad. Ibnu Al-Yasamin merupakan
ilmuwan yang berkulit hitam.
Ia terkenal lewat Urjuza fi- l-jabr (Syair tentang Aljabar). Selain itu, dia juga sukses menulis dua puisi lainnya tentang matematika. Namun, ketimbang tiga puisi yang dihasilkannya, kitab Talqi-h al-afkar bi rushum huruf al-ghubr dinilai para ahli sejarah sebagai hasil karya Ibnu Al-Yasamin yang paling penting baik dari sisi kualitas maupun kuantitas.
Kitab yang ditulis Ibnu Al-Yasamin itu tebalnya mencapai 200
halaman. Isinya mengupas tentang ilmu penjumlahan serta geometri. Hasil
pemikirannya itu banyak mempengaruhi para ahli matematikaMuslim di abad
ke-14 M dan 15 M, seperti Ibnu Qunfudh (wafat 1407 M) serta Al-Qalasadi- (wafat
1486 M).
Ibnu Mun`im
Sejatinya Ahmad Ibnu Mun`im terlahir di Denia -
pantai barat Spanyol dekat Valencia. Namun, dia menghabiskan sebagian besar
hidupnya di Marrakech/ Maroko. Ibnu Mun'im dikenal sebagai spesialis terbaik
dalam Geometri dan Teori Ilmu Hitung. Ibnu Mun'im sebenarnya adalah seorang
dokter. Namun, dia lebih banyak mengisi waktunya dengan
mengembangkan matematika.
Dalam bidang matematika, Ibnu Mun`im telah berhasil mempublikasikan sederet hasil karyanya. Di antra beragam masalah yang dikaji Ibnu Mun'im antara lain; geometri Euclid, penjumlahan, teori ilmu hitung serta pembuatan segi empat besar. Salah satu karyanya yang masih tetap survive hingga kini adalah Fiqh al-hisab (Ilmu Penjumlahan). Uniknya, judul kitab yang ditulisnya tak mencerminkan keberagaman dan kekayaan dari isi bukunya
Langganan:
Postingan (Atom)